Sabtu, 29 Mei 2010

Mendisiplinkan anak

Memang, gampang-gampang susah menerapkan disiplin pada anak. Tapi, Anda jangan pusing dulu ya! Ada tips jitu bikin disiplin yang asik bagi Anak!

1. Tingkah laku Anak pasti ada motivasinya : “Aduh, Aya, kenapa bantah kata-kata Ibu terus sih?!” Rasa kesal pun tidak bisa dihindari Anda. Usahakan Anda tidak melihat perilaku membantahnya, tetapi alasan mengapa si kecil berbuat demikian.

2. Batasan yang jelas saat menerapkan disiplin : Kerapkali Anda hanya mengutarakan maksud saja, tapi kurang menerapkan batasan. “Nanti sore, Kakak mandi ya!” Dalam persepsi anak, ya sudah kan mandinya masih sore. Jadi, nanti-nanti saja kan bisa yang penting mandi. Sebaiknya, supaya anak tidak ada alasan untuk menunda mandinya karena masih sore. Coba Anda mengatakan, “Kakak, nanti sore mandi jam 16.30 ya!”. Nah, si kecil pun akan tahu kapan persisnya dia melakukan disiplin tersebut.

3. Jangan menuntut disiplin yang berlebihan : Seringkali Anda lupa saat menerapkan disiplin menurut apa yang diukurkan pada diri sendiri. Ingat Anda, jangan menuntut yang berlebihan, sehingga anak tertekan. “Baru saja Anda bacakan buku, eh, koq sudah main lagi sih?” Padahal si kecil usianya masih tiga tahun. Konsentrasi dalam waktu 5-10 menit saja dalam melakukan aktivitas sudah terbilang bagus. Sehingga, Anda pun mesti memahami tahap perkembangan si kecil.

4. Percaya diri : Kadang, orang tua dalam menerapkan disiplin dihinggapi keragu-raguan karena perasaan tidak tega. Misalkan saja, Wah, kalau si dedek diberi konsekuensi ini, nanti dia sakit hati. Tapi kalau dibiarkan saja, nanti dia malah nakal. Padahal, anak pandai “membaca” kraguan-raguan orangtuanya lewat gestur. Dan, dia bisa gunakan keragu-raguan ini sebagai “senjata” memuaskan keinginannya. jadi, Anda harus PD (percaya diri) ya.

5. Tegas dan konsisten : Sebaiknya, Anda dalam memberlakukan disiplin itu tidak berubah-ubah. Bila disiplin itu yang diberlakukan, maka tetap akan sama diberlakukan kelak. Dengan catatan, disiplin itu masih relevan dengan kondisi anak. Misalnya saja, jam 17.00-17.30 waktunya si kecil belajar. Ya, tetap berlakukan sesuai kesepakatan awal. jangan berubah bila si kecil merengek karena ingin menonton film kesukaannya. Tapi, ada pengecualian, bila dia sakit, jam belajarnya agak longgar.

6. Fokus pada perilaku : Bila Anda sedang kesal pada perilaku si anak pada saat itu, upayakan konsentrasi pada peristiwa itu saja. Jangan pernah merembet pada masalah lain yang dilakukan anak. “Kemarin, kamu pecahin gelas. Sekarang jatuhin vas bunga Ibu!”, umpamanya. Tentu saja, si kecil akan merasa rendah diri. Tapi, cobalah Anda terpusat pada kesalahan si anak pada saat itu saja. Dan, yakinkan bahwa Anda tidak menyukai perilakunya, bukan anaknya. “Nak, vas bunga Ibu pecah deh. Padahal itu vas bunga kesayangan Ibu loh. lain kali, kalo main bola di halaman rumah saja ya!” Dengan sendirinya, si anak memahami apa yang salah yang dilakukan pada waktu itu dan dia tahu apa konsekuensinya, ibunya sedih, misalnya. Dari hal ini, anak pun belajar empati.

7. Jangan marahi Anak di depan orang lain : Jika si kecil badung, usahakan jangan memarahinya di depan orang lain. Jauh lebih baik bila diselesaikan empat mata saja, antara Anda dan anak agar anak tidak malu.

8. Hadapi dengan kepala dingin : Kalau sedang lelah, emosi gampang sekali muncul kala si kecil bandel. Bila benar-benar kesal, lebih baik Anda menenangkan diri dulu, tarik nafas dan berpikir mengapa anak berlaku seperti itu. Jika Anda mengomel, dia tidak memperhatikan isi pesan yang disampaikan, justru yang menempel ialah sikap Anda, cerewet misalnya. Dan, anak bisa menyontoh tindakan oerang tuanya, kelak.

9. Lakukan disiplin khusus dengan syarat tertentu : Bila perilaku nakalnya dilakukan berulang-ulang dan sudah mengganggu orang lain. Si kecil suka memukul temannya, umpamanya. Namun, hal itu dilakukan karena dorongan agresifnya, maka Anda mesti memberikan sanksi segera dan tidak ada penundaan sanksi pada lain waktu. nah, jangan lakukan hukuman fisik, seperti spanking atau dikurung di kamar. Yang terjadi dia akan kebal terhadap hukuman. Tapi ajaklah si kecil bicara. Selain itu, Anda bisa menarik “kesukaannya” sementara waktu dan si kecil merasa rugi dengan konsekuensi yang dia terima. Misalnya, dalam sehari dia tidak boleh main dulu bersama temannya.

10. Jangan segan mengulang disiplin saat santai : Jangan bosan ya, Anda untuk mengulang kembali disiplin, meski di saat-saat santai sekalipun. Mengajak anak ngobrol, memberi contoh dari anak lain, membaca dongeng, menonton film, dsb. Sehingga, anak tetap ingat tentang perilaku yang boleh dan tidak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar