Senin, 17 Mei 2010

Peran Bunda dengan kecerdasan anak

Ibu sangat berperan terhadap tumbuh kembang anak. Kecerdasan intelektual dan emosionalnya berkembang sejalan dengan pengesuhan seseorang pada anaknya. Ibu adalah orang yang mengandung dan memberi makan pada awal hidupnya di dalam rahim sehingga ada hubunga yang sangat erat antara ibu dan anaknya.

Potensi seorang ibu untuk membantu anak mengambil keputusan, tidak egois dan mau berbagi dengan orang lain dan semua kegiatan sosialnya sangat dianjurkan sedini mungkin. Banyak orang tua bangga jika kecerdasan intelektual anak seperti memiliki nilai terbaik dikelas atau selalu menjadi juara adalah suatu keberhasilan dalam mendidik anak. Namun sesungguhnya keberhasilan ibu dalam mendidik anaknya bukan hanya sampai disitu.

Membantu anak untuk memecahkan masalah, menghadapi masalah, keberanian, kejelian, dan keyakinan serta semua potensi lain harus diyakini seorang ibu bahwa hal ini harus dibina dan dibimbing sejak dini. Untuk itulah seorang ibu sangat dianjurkan untuk selalu berada disampingnya untuk membimbing dan membantu agar anak tidak menjadi kuper dan tidak mau bergaul dengan anak-anak yang lain. Karena dengan pergaulan yang luas dan komunikasi yang baik dengan teman-teman sebayanya akan sangat membantu tumbuh kembang otaknya untuk melakukan aktifitas social sehingga kecerdasan emosinya bias tumbuh dengan baik.

Mengapa kecerdasan emosional menjadi sangat penting dibandingkan kecerdasan intelektual ?

Karena menurut beberapa penelitian, keberhasilan seseorang bukan karena kecerdasan intelektual saja tetapi sangat dipengaruhi oleh kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan sosial.

80% keberhasilan seseorang dipengaruhi oleh faktor kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan kecerdasan sosial sementara kecerdasan intelektual hanya berpengaruh sebesar 40%. Bahkan didunia kerja kecerdasan intelektual hanya berpengaruh 4%. (Penelitian Daniel Goleman 1995 dan 1998).

Kemudian bagaimana cara seorang ibu untuk membantu anaknya menumbuhkan kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan sosial ?

Kuncinya hanya terletak pada “pengasuhan” seorang ibu terhadap anaknya. Untuk membantu pengetahuan emosionalnya adalah dengan membantu dan membimbing mereka ketika dibutuhkan, membantu anak untuk berempati pada orang lain dan menyadari perasaan seorang anak sehingga orang tuapun tidak boleh egois dalam hal ini.

Untuk kecerdasan spiritualnya adalah melalui teladan yang diberikan kepada anak-anak memberikan contoh-contoh yang baik. Karena dengan teladan anak mampu meningkatkan kecerdasan spiritualnya. (Marsha Sineta ,Kecerdasan Spiritual 2000).

Kecerdasan intelektual bisa dibimbing dengan memasukkan anak pada tempat-tempat bimbingan belajar atau tempat-tempat les ternama atau dengan memasukkan anak bersekolah di sekolah-sekolah terbaik dengan biaya yang tidak sedikit. Disini hanya sedikit campur tangan orang tua akan keberhasilan anak mencapai nilai tertentu.

Namun berbeda dengan kecerdasan emosional dan spiritual. Kecerdasan tipe ini tidak bisa dibeli atau dibayar pada temapt-tempat tertentu. Pengasuhan dan bimbingan langsung dari orang tua terutama seorang ibu yang memiliki sentuhan lembut dengan cinta dan kasih sayang serta perhatian yang penuh akan membantu keberhasilan seorang anak untuk mencapai kecerdasan emosional dan spiritualnya.

Kondisi ini berbanding terbalik dengan keadaan yang sering kita jumpai sekarang. Seorang ibu bahkan dituntut bekerja untuk membiayai kebutuhan anak mereka, sementara pengasuhan tumbuh kembang anak lebih dipercayakan kepada orang lain. Orang tua yang pulang malam bahkan hanya memiliki sedikit waktu pada malam hari untuk berkomunikasi dengan anak-anaknya. Disini mengingatkan kita bahwa kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual tidak bisa terbayarkan dengan nominal tertentu tetapi waktu dan perhatian serta pengasuhan orang tua dalam hal ini seorang ibulah yang dapat membimbingnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar