Selasa, 06 Juli 2010

Peran ortu kendalikan emosi anak

Disaat buah hati kita telah terlahir ke dunia dengan sehat dan selamat, rasa haru dan kebahagiaan selalu terpancar dari raut wajah semua anggota keluarga, dan teman-teman terdekat, terlebih-lebih anak yang dilahirkan adalah buah hati pertama dari sebuah keluarga baru yang nantinya diharapkan akan menambah suasana baru di keluarga tersebut. Tidak lupa kita selaku orang tua dan keluarga selalu mendoakan agar anak yang kita lahirkan akan menjadi anak yang berbakti kepada orang tuanya. Namun, seiring berjalannya waktu banyak orang tua yang setelah anaknya beranjak remaja menemukan masalah-masalah yang berhubungan dengan perilaku dan emosi anak. Perilaku yang seperti apa? Ya…tentunya perilaku kurang baik yang selalu ditunjukkan si anak kepada orang tuanya ketika ia menginginkan sesuatu tapi disaat itu kita belum bisa memenuhi keinginannya, misalnya anak minta dibelikan mainan, sepeda atau komputer. Perilaku atau emosi yang mereka tunjukkan beragam bentuknya, ada yang menunjukkan sikap agresif dengan memukul atau melukai saudara, teman atau merusak barang-barang yang ada di dekat mereka bahkan anak-anak yang beranjak remaja tindakan mereka semakin berani seperti tidak mau pulang ke rumah, tidak mau sekolah sebelum kita memenuhi permintaannya. Perilaku seperti ini terkadang membuat orang tua menjadi kesal, geram bahkan kita sebagai orang tua ikut terbawa emosi karena anak sudah tidak mau lagi menuruti omongan orang tua.

Perilaku anak tersebut terbentuk dari apa yang mereka lihat dan mereka alami. Perilaku menyakiti teman, saudara atau merusak barang-barang miliknya dilakukan dari proses belajar anak dari lingkungan, baik rumah maupun media massa. Karena dengan kondisi saat ini banyak sekali tayangan-tayangan elektronik seperti berita kriminal, yang secara tidak langsung memberikan alternatif solusi bagi anak, terutama anak-anak yang mulai beranjak remaja yang mudah mencerna tayangan-tayangan tersebut. Intensitas agresivitas anak saat marah akan terus meningkat bahkan anak bisa lari dari rumah jika orang tua tidak segera mengatasi.

Bagaimanakah peran kita sebagai orang tua dalam mengendalikan emosi anak? Para psikolog berpendapat perlu adanya konsistensi dari orang tua dan orang-orang di lingkungan terdekatnya untuk memberikan keteladanan yang patut ditiru si anak, seperti menunjukkan perilaku yang tidak agresif saat marah. Orang tua juga diminta menjalin komunikasi efektif bagi anak untuk belajar mengenal dan mengelola emosinya secara baik, seperti memberikan pengertian kepada anak, menanyakan penyebab kemarahan anak dan lain-lain. Karena dengan melakukan kebiasaan berkomunikasi dengan anak sejak anak masih kecil akan mempermudah orang tua mengendalikan emosi anaknya saat anak mulai beranjak remaja dan dewasa. Semoga dengan peran aktif kita sebagai orang tua bisa menjadikan buah hati kita menjadi anak yang berbakti kepada orang tua sesuai dengan harapan dan doa kita bersama…..Amiiin….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar